Tuesday 10 January 2012

Doa yang tak tertukar...

Tak lama lagi jarum jam klasik kantorku yang bermerk Quartz menunjukkan pukul 5 sore yang berarti itu pertanda kami para pegawai boleh meninggalkan tempat untuk segera pulang menuju hangatnya keluarga dirumah.

aku rapihkan blackberry gemini berwarna hitamku dan nokia monocrome entah tipe berapa kedalam tas selempangku.
aku susun rapih mouse di meja agar terlihat seimbang dengan kerapihan di meja itu.
akupun membunuh Mac dengan sekali klik saja.

sepatu tinggi yang kubeli hasil menabung sejak SMA kini kukenakkan. sepatu itu bermerk gummo biru hitam dan bertali biru terang.
kita semua, aku, rekan kerja sebelah mejaku yang dia adalah seorang wanita seangkatan denganku juga berdiri untuk pamint ke para pegawai yang masih saja betah dengan kondisi kantor yg sunyi.
headset tak lepas dari telinga mereka,entah lagu apa yang terdengar namun mereka seakan acuh atas kepergian kami.

aku mambuka kunci gembok motorku dengan cekatan, ceklek...tidak sampai 5 detik gembok pun terbuka.
aku benamkan sang gembok penjaga motor itu kedalam bagasi vario merahku yang sejak 2 bulan ini sudah menemaniku menggantikan sang raja MERAH MENAWAN milikku dulu, yah itu masa lalu.

greenng....suara motor matic segera ku tancap.
oh iya, tak lupa aku pun sudah siap akan sepasang headset ditelingaku dan medengarkan stasiun favoritku disore hari.

aku celingak celinguk,lihat sisi kanan kiri, lihat mobil-mobil umum yang berantakan berserakan dijalan arah ku pulang.

aku menuju jalur dimana aku selalu membayangkan akankah ini berubah?tidak penuh, tidak amburadul, tidak sumpek?tidak tau!
didalam keramaian suara klakson entah dari metro mini dan bajaj juga mobil angkot terdengar suara bisikan kecil namun jelas sekali terasa, kruuuukkk...suara sang perut kadut.
yah kenapa kunamakan perut kadut, karena aku adalah orang yang ajaib, entah cacing jenis apa yg ada didalam lambung ini, sebanyak apapun aku makan, sebanyak apapun camilan yang masuk, tetap tidak akan membuatku terlihat gendut atau bahkan gemuk. asli. ini aneh.

sempat orang tuaku membawaku kedokter spesialis anak remaja..hehe..bukan, dokter spesialis anak saja kok ga pake remaja.
sang dokter berkata setelah mendengar penjelasan dari ibuku.

'ini anak ibu bukan pencernaannya yg bermasalah, tapi ini anaknya terlalu banyak pikiran, selalu memikirkan banyak hal dan disimpan di pikirannya.'

oh..aku baru sadar betapa kekuatan pikiran itu bisa membuat fisik seseorang terlihat bagaimanapun.

tp yah sebesar apapun aku berusaha untuk tidak menjadi seorang yg 'pemikir' walau memang sebenarnya aku tidak suka pelajaran yang berbau 'mikir' tp tetap saja ada yang aku fikirkan. itu tandanya aku peduli.

kembali,

di jalan menuju aku pulang aku terdiam ditengah tumpukan sampah kendaraan bermotor segala merk.

aku hanya sedikit menggoyang-goyangkan bahuku untuk sekedar menghibur diriku ditengah kondisi itu.

jerrrrrrrrr......HUJAN...astagfirulloh.

untung aku sudah menyiapkan sepaket jas ajaib yang bisa melindungiku dari air hujan yang itu bisa membasahi tubuhku.

ditengah kemacetan itu aku kenakkan jas ajaib itu, warnanya biru menyala membuat hati stiap orang terpesona. akupun sedikit tenang, mobil dan kendaraan didepan sedikit melaju maju, yah lumayan 5 menit 20cm lah.:)

jam tangan bernuansa bapak-bapak yang aku kenakan di tangan kiriku menunjukkan pukul 17.30, oh tidak..ini masih pancoran, aku harus segera mencapai masjid al azhar di kalimalang untuk solat berjamaah magrib.

segera ku angkat tanganku ditengah kemacetan itu seperti aku menadahkan air hujan ditangan seraya berdoa dalam hati,
ya alloh, sempatkan aku untuk melaksanakan solat magrib berjamaah dirumahmu didaerah kalimalang yg bernama masjid al azhar, berikan aku kesempatan, amin.

ku usap kedua tangan dengan penuh air.
yah..aku tidak malu melakukannya, toh aku berdoa pada Tuhanku, pada siapa yg aku percayai, mereka yg melirikku aneh aku pinggirkan, tak peduli orang mau berkata apa, toh mereka tidak mengabulkan segala keinginannku, tidak pernah ksekalipun, jd buat apa dipedulikan.

30 menit berlalu dan aku sudah tepat berada di kalimalang namun masih sekitar 15 menit lg ke arah masjid al azhar, aku masih yakin bisa solat disana padahal aku sedang terjebak macet toal yg memang tidak bisa bergerak akibat angin hujan yang deras saat sore itu, pemandangan gelap, suara klakson seakan bersautan, akupun mulai mencari celah, mencari jalan apapun yg bisa membuatku sampai pada tujuanku.

15 menit berlalu aku sudah semakin dekat dengan tujuanku, dan ternyata ini sudah pukul 18.10 dan adzan pun terdengar di telingaku melalui perantara radio yang aku dengar dengan nokia ku itu.
allohuakbar...aku segera menghajar jalan apapun, mau itu lumpur dan genangan setengah meter sekalipun, aku harus sampai..harus..karena itu aku ingin membuktikan sebuah kesungguhanku..bukan menyerah pada keadaan itu dan meminta maaf nantinya, tidak, aku bukan orang seperti itu, usaha ku harus terus maksimal, harus terus keras, aku mau takdir berlutut di kakiku dan ikuti aku bukan sebaliknya.

entah jalan darimana, aku menembus kemacetan yang banyak orang sulit melaluinya, subhanalloh aku melihat kebelakang sebentar, itu macet terburuk yang aku lihat, keadaan hujan deras disertai angin kencang, gelap, macet, berisik akan suara klakson, serta mati nya jalur karena memang semua seakan tak mau kalah tak mau mengalah.

aku bergegas melaju lagi..greenngg...

sampailah aku pada masjid tujuanku. parkir. lepas sepatu. menuju toilet. wudhu.

jalanku terburu-buru kearah dalam masjid, dan aku mendapatkan solat jamaah memasuki rakaat kedua, alhamdulillah, aku masih sempat, jd aku mulai.

ditengah solatku aku, selintas aku berfikir untuk sedikit meminta percepatan kesuksesan ku saat solat ini selesai.

selesai.

saat berdoa benar saja aku memulainya dengan awal syukur dulu karena telah diberi kesempatan melaksanakan solat berjamaah dirumah NYA. entah berapa orang yang masih berada didalam riuk pikik macetnya jalan kalimalang itu bersama guyuran hujan dan kibasan angin kencang yang membuat semua terhempas ke arah mana angin itu bertiup.

lebih dari itu, akupun meminta agar secepatnya dibukakan pinu usaha yg menjanjikan agar aku bisa berbisnis di rumah bersama ayahku, berbisnis dengan seperti anjuran Rosululloh saw.

yah paling tidak kalo dagang ga usah bulak balik jarak jauh dengan tanpa hal yg dilakukan di tempat itu, maksudku aku memang tidak melakukan hal-hal penting dikantorku, padahal perjalanan begitu jauh, begitu memakan waktu tp tidak ada hal manfaat yg bisa aku lakukan selain duha dan makan siang.

aneh, kenapa banyak orang rela membuang waktu produktifnya untuk hal ini? yah..ini mungkin bagian dari selera. sulit.

seberes berdoa, aku idak lantas pulang, aku berdiam sejenak di masjid itu untuk mendengarkan kajian tentang sahabat nabi, loh..ini ceirta yang aku tunggu memang, tentang khalifah umar dan abu bakar, sepanjang waktu menunggu isya aku mendengarkan cerita menarik itu dengan bayangan fantasi yg bermain di otakku, wuih...hebat benar para sahabat, apalagi umar, beliau berani menantang kaum quraisy yg jumlahnya ratusan dengan hanya dia berdiri sendiri dengan pedangnya dan baju perangnya. apalagi abu bakar, imannya kokoh bagaikan patung pancoran yg entah sampai kapan itu akan runtuh.
tidak salah kalau jaminan surga untuk mereka.

selepas cerita beres, adzan isya berkumandang, lanjut solat isya berjamaah di masjid itu, antrian syafku sekarang ada di depan baris kedua.
allohuakbar...


selepas solat seperti magrib td, aku meminta hal yg sama, yah..hal sama..serupa..tidak ada yg beda, biar sampe lebih cepat. hehe...

selesai memohon, aku bergegas mengenakan jaket hitam semi kulitku lagi dan keluar masjid.
bertengger sebuah kotak besar dengan lobang persegi kecil diatasnya untuk kita memasukkan sesuatu yg tidak lain tidak bukan adalah rejeki kita yg berupa uang.
#masuk
*ga ada bunyinya soalnya uang kertas.

aku pulang, naik vario lagi yg sudah ku comot dari parkiran tadi.

greeeennngg...


No comments:

Post a Comment